RAMADHAN adalah SEBUAH NIKMAT
Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Salah satu nikmat yang paling agung dan teristimewa, bagi seluruh ummat Kanjeng Nabi Muhammad Saw, yaitu : kita telah dianugerahi oleh Gusti Allah Swt, satu bulan yang sangat mulya dan agung, jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, bandingannya adalah bagaikan 1000 (Seribu) bulan keunggulannya. (KHOIRUN MIN ALFIE SYAHRIN), Adapun yang dimaksud itu adalah Bulan Ramadhan !.
Sebagaimana telah didawuhkan (difirmankan) oleh Allah Swt didalam Surat Al-Qodar ayat 1 – 3 :
“Sesungguhnya telah kami (Allah) turunkan Al-Qur’an itu pada malam Lailatul Qodar (*) Tahukah Kamu apakah malam Qodar itu? (*) Malam Qodar itu adalah lebih baik daripada seribu bulan” (QS.Al-Qodar 1 – 3).
Ramadhan adalah sebuah anugerah dan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita semua Ummat Islam, oleh karena nya , kita patut bersyukur atas pemberian dan anugerah ini, dengan memperbanyak melakukan rangkaian ibadah dibulan Ramadhan selama satu bulan penuh.
Jangan sampai kita sia-siakan kesempatan yang telah Allah berikan kepada kita, sebab bukan tidak mungkin, bahwasannya Ramadhan kali ini (tahun ini) adalah merupakan (menjadi) Ibadah Ramadhan yang terakhir bagi kita. Sebab seandainya kita semua tahu apa yang ada didalam bulan Ramadhan ini, maka tentu kita akan selalu berharap bahwa seluruh tahun itu, semuanya agar bisa dijadikan seluruhnya menjadi bulan Ramadhan.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
“Seandainya Ummatku itu dapat mengetahui tentang apa-apa (Keistimewaan) yang terdapat didalam Bulan ramadhan, tentu (niscaya) mereka akan mengharapkan, agar seluruh tahun itu semuanya bisa dijadikan sebagai bulan Ramadhan seluruhnya“
Marilah kita berdoa, untuk memohon kepadaNya, semoga kita diberi hidayah, taufiq dan kekuatan sehingga kita dapat mengisi lan meramaikan bulan penuh barokah ini dengan banyak beramal dan beribadah, Taqorruban illallohi Ta’ala., serta semoga kita dapat diberikan kesempatan yang lebih luas dan lebih banyak lagi, guna meningkatkan keimanan, ketaqwaan serta amal kebajikan kita, sehingga dapat berguna sebagai bekal hidup kita kelak diakhirat. Amin.
MARKHABAN YAA RAMADHAN
Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Tiap kali datang bulan Ramadhan ditengah-tengah kita, maka perasaan hati dan jiwa kita hendaklah senantiasa merasa gembira dan bahagia, hal ini kita manivestasikan dalam realita kehidupan sehari-hari, dengan cara memaksimalkan rangkaian ibadah yang kita kerjakan, mulai dari Tadarus, Tarawih, Witir, Shodaqoh, Infaq, Memberi Ta’jil pada orang yang berpuasa, dan Ibadah-ibadah lainnya.
Perasaan gembira dan bahagia dalam rangka menyambut (mangayubagyo) datangnya bulan Ramadhan, tentunya haruslah muncul dari dalam lubuk hati kita yang terdalam, serta dengan niat tulus ikhlas, hanya ingin meningkatkan kedekatan kita pada sang pencipta alam semesta Allah Swt (Taqorruban illallohi Ta’ala ), dengan jalan memperbanyak beramal sholeh dan beribadah selama bulan Ramadhan.
Rasulullah Saw telah bersabda :
“Barang siapa yang merasa bahagia & gembira, dengan datanganya bulan Ramadhan, maka Allah Swt, akan mengharam kan bagi diri orang tsb (dari) siksa api neraka”
Oleh karenanya, sudah sepantasnyalah, bilamana kita akan senantiasa berusaha untuk bisa lebih bersemangat dan lebih getol dalam melakukan ibadah dan Taqorrub Iiiahi Robbi, sebab dibulan inilah Allah telah berjanji “Mengobral”, pahala dan melipat gandakan balasan atas setiap amal-amal ibadah ummatnya, sebagaimana Sabdanya :
“Karena sesungguhnya semua kebaikan (yang dilakukan) dibulan (Ramadhan) ini, akan dilipatgandakan keta’atan akan diterima, semua permohonan akan (do’a-doa’a) akan dikabulkan, semua dosa-dosa akan terampunkan, serta Surga sangat merindukan (mereka) orang-orang yang berpuasa (dibulan Ramadhan)”.
Tidak ada alasan bagi kita untuk bermalas-malasan lagi, karena pada bulan Ramdhan ini, seluruh pintu surga telah dibukakan , dan seluruh pintu neraka telah ditutup serta semua syetan telah dipenjara (agar tidak dapat mengganggu dan menggoda) agar kita bisa beribadah kepada-Nya dengan khusyu’ dan dengan bersungguh-sungguh. Sebagimana Sabdanya :
“Ketika Ramadhan datang, maka dibukakanlah seluruh pintu-pintu surga, dan ditutuplah semua pintu-pintu neraka, dan semua setan-setan diikat” (HR. Bukhori-Muslim)
Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Marilah kita berdoa, untuk memohon kepadaNya, semoga kita diberi hidayah, taufiq dan kekuatan sehingga kita dapat mengisi lan meramaikan bulan penuh barokah ini dengan banyak beramal dan beribadah, Taqorruban illallohi Ta’ala., serta semoga kita dapat diberikan kesempatan yang lebih luas dan lebih banyak lagi, guna meningkatkan keimanan, ketaqwaan serta amal kebajikan kita, sehingga dapat berguna sebagai bekal hidup kita kelak diakhirat. Amin.
PUASA RAMADHAN ITU WAJIB
Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Allah Swt dalah Surat Al-Baqoroh 183, telah Berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian semua, berpuasa , sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu sekalian, agar kamu bisa mencapai maqom (kedudukan sebagai orang-orang yang) bertaqwa” (Surat Al-Baqoroh 183).
Puasa Ramadhan adalah Wajib (Fardlu ‘Ain) atas setiap orang muslim laki-laki maupun muslim wanita, yang telah memenuhi persyaratan syara’ (aturan agama), berdasarkan keterangan ayat tersebut diatas, dan berdasarkan Sabda Nabi Muhammad Saw :
“Sholatlah Kamu (dengan selalu menjaga kewajiban sholat) lima waktumu dan Berpuasalah kamu pada bulanmu (Bulan diwajibkannya berpuasa) (Ramadhan)”
Definisi (Pengertian) dari Puasa adalah :
“AL-IMSAKU ‘ANIL AL-AL-AKLI WA AS-SYURBI, WA JAMI’IL MUFTIROOTI FIE JAMI’I AN-NAHARI BINIYYATI THOLAB AR-RIDLO MINALLOHI TA’ALA” .
Artinya : “Manahan diri dari makan, minum dan menan dari segala sesuatu yang dapat menyebebkan batal atau rusaknya (pelaksanaan ibadah Puasa itu sendiri) sepanjang siang hari (dari terbitnya fajar shodiq (subuh) hingga adzan maghrib tiba), dengan niatan khusus hanya ingin mencari ridlo dari Allah Swt”. (Sumber : Kitab Fiqihul Wadhih Juz II Shohifah : 16 ).
Kewajiban melaksanakan puasa Ramadhan adalah :
Yaitu : “Bagi setiap orang Muslim yang telah mukallaf, yang kuat (mampu untuk menjalankannya), berakal (tidak gila atau sedang hilang ingatannya), dan ketika telah jelas atau telah nyata rukyatul hilal atau disempurnakan hitungan bilangan bulan sya’bannya genap menjadi 30 hari”. (Sumber : Kitab Mabadi’ul Fiqhiyyah Juz IV Shohifah : 31 ).
Oleh karenya tidaklah wajib (tidak diwajibkan) untuk berpuasa bagi orang-orang yang tidak memenuhi persyaratan tersebut.
Dalam Kitab Fiqhul Wadhih Juz II Shohifah : 16 disebutkan : kewajiban puasa Ramadhan itu adalah khusus bagi orang-orang yang telah memenuhi 4 (empat) persyaratan sbb :
1. Islam, maka tidaklah wajib bagi orang non-muslim.
2. Baligh, maka tidaklah wajib bagi anak-anak, kecuali ia telah mempu untuk melaksanakannya, maka perintahkanlah mereka untuk melakukannya, walau bukan sebagai kewajiban, namun bisa bermanfaat sebagai media untuk melatih atau pembelajaran.
Berakal, maka tidaklah wajib bagi orang yang hilang akalnya atau sedang sakit jiwa (gila) dan sejenisnya.
Mampu untuk melaksanakannya (Sehat), maka tidaklah wajib bagi orang-orang yang lemah kondisinya (Sakit) atau lemah kondisinya di karenakan telah lanjut usianya (telah udzur). ( Sumber : Kitab Fiqhul Wadhih Juz II Shohifah : 16 )
Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Oleh karenanya, marilah kita berdoa, untuk memohon kepadaNya, semoga kita diberi hidayah, taufiq dan kekuatan sehingga kita dapat mengisi lan meramaikan bulan penuh barokah ini dengan banyak beramal dan beribadah, Taqorruban illallohi Ta’ala., serta semoga kita dapat diberikan kesempatan yang lebih luas dan lebih banyak lagi, guna meningkatkan keimanan, ketaqwaan serta amal kebajikan kita, sehingga dapat berguna sebagai bekal hidup kita kelak diakhirat. Amin.
KAPAN WAKTUNYA PUASA BULAN RAMADHAN
Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Salah satu sarat diwajibkannya puasa Ramadhan adalah, telah masuknya waktu bulan Ramadhan, adapun datangnya (Jatuhnya ketentuan awwal puasa) Ramadhan dapat diketahui adalah dengan cara sbb :
Rukyatul Hilal , (melihat awwal datangnya tanggal 1 Ramadhan) dasarnya adalah Sabda Nabi Saw :
Artinya : “Berpuasalah kamu berdasarkan rukyat (melihat masuknya tanggal/bulan)” .(HR.Buhori-Muslim)
Menyempurnakan hitungan bilangan Bulan Sya’ban menjadi 30 hari (atau), dasarnya adalah Sabda Nabi Muhammad Saw :
Artinya : “Berpuasalah kamu berdasarkan rukyat (melihat masuknya tanggal/bulan), maka jika terhalang oleh awan, (maka) genapkanlah hitungan (bilangan bulan) Sya'ban (genap menjadi) 30 hari” .(HR.Buhori-Muslim)
Dengan Hisab Qod’iey (atas dasar perhitungan dan keyakinan, tetapi cara ini, hanya boleh untuk diri sendiri, (Khusus untuk pribadi ), dan sebaiknya tidak disebar luaskan pada orang lain).
(Sumber : Kitab Mabadi’ul Fiqhiyyah Juz IV Shohifah : 31 dan Kitab Fiqhul Wadhih Juz II Shohifah : 16 – 17 ) .
Catatan :
Pertanyaan : Bagaimanakah kedudukan Hisab atas Rukyat ?
Jawaban :
Hisab adalah : Sebuah Metode Pendamping, yang sifatnya adalah sekadar untuk memperkirakan (secara teotitik) apakah Rukyat dapat dilakukan atau tidak , pada waktu tertentu, adapun hasil akhirnya tetap didasarkan pada hasil Rukyatul Hilal secara langsung. (bagaikan Fungsi Jam dalam menentukan waktu sholat tiba, tetapi yang utama dan sesuai tuntunan kitab Fiqih (Syari’at) adalah dengan melihat matahari, adapun fungsi jam adalah hanya sebagai sarana pembantu/penunjang saja, bukan sebagai media utama).
Ketentuan ini tidak akan merepotkan diri kita sebagai orang awwam (khususnya), karena kita tidak diwajibkan untuk melakukan rukyatul hilal, karena ketahuilah bahwa Rasulullah Saw yang notabenenya adalah merupakan Madinatul Ilmi bagi kaumnya saja, mau menerima dan kerso mengikuti pengakuan dari hasil Rukyatul Hilal, yang telah dilakukan oleh Orang Arab Baduwii (orang arab ndeso).
Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Jadi yang perlu kita lakukan hanyalah mengikuti dan manut (Itba’ ) pada Informasi Proses Rukyat ul Hilal, yang telah dilakukan oleh tim ahli yang dibentuk oleh Pemerintah (dalam hal ini Departemen Agama Republik Indonesia) atau mengikuti Ikhbar yang telah diberikan oleh ormas kita masing-masing (seperti Nahdlatul Ulama’ (NU), Muhammadiyah atau lainnya) sesuai keyakinan kita masing-masing.
Namun demikian, kita tetap dan selalu menjaga Ukhuwah Islamiyah dan tidak menodai kesucian serta keagungan Bulan Ramadhan, misalnya hanya dengah meributkan dan mempertentangkan hal-hal yang tidak penting (dan bukan prinsip) atau yang hanya bersifat khilafiyah semata.
Mari kita sucikan hati, bersihkan niat dan jiwa kita dalam menjalani hari-hari dibulan yang penuh dengan berkah, maghfiroh dan kemulyaan ini dengan mempererat jalinan Ukhuwah Islamiyah , Ukhuwwah Basyariyah dan Ukhuwah Wathoniyah demi terciptanya suasana ibadah yang kondusif, serta demi terciptanya wajah islam yang Rahmatan liel ‘Alamamin . amin.
SUCIKAN NIATMU dan GIATKAN IBADAHMU
Allah Ta’ala dalam Surat Al-Bayyinat : 5 telah berfirman :
“Dan tidaklah aku (Allah) memerintahkan kepada kamu sekalian, kecuali hanya untuk berbakti kepada Allah dengan tulus ikhlas untuk melaksanakan (syariat) agama Allah yang lurus ” (QS: Al-Bayyinah).
Rasulullah Saw juga telah bersabda :
“Sesungguhnya setiap amal ibadah itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan balasan sesuai dengan (apa yang telah) ia niatkan” (HR.Bukhori – Muslim).
Firman Allah dan Sabda Nabi Muhammad Saw , tersebut kurang lebihnya adalah menerangkan bahwa kita ini telah diberikan tuntunan syari’at supaya, kita dapat selalu menjaga dan memelihara serta menata setiap langkah , amaliyah, dan ibadah yang akan, sedang serta telah kita kerjakan, semuanya haruslah senantisa dilandasi dengan niat ikhlas tulus Lillahi Ta’ala . jangan sampai tercampuri dengan hal-hal atau perkara-perkara dunyawiyyah atau insaniyah. Menurut keterangan Imam Mukhyiddin An-Nawawi dalam Kitabnya Adzkar An-Nawawi Shohifah : 07, disebutkan bahwa :
Ikhlas adalah : “ Kecocokan Amaliyah seseorang antara Lahiriyahnya dengan Bathiniyahnya”.
Sedangkan menurut keterangan Sayyid Ibnu Iyadl adalah sbb :
“Meninggalkan amal/perbuatan yang tidak baik, tetapi karena manusia (tidak Lillah, ingin dipuji manusia) itu di sebut dengan Riya’ (Pamer), sedangkan berbuat sesuatu amal/perbuatan, tetapi karena dilandasi (ingin dipuji) manusia itu disebut Syirik (menghina Tuhannya), dan yang dinamakan Ikhlas adalah : jika Allah telah menyelamatkan kamu (Maksudnya jika Allah Menjaga kamu dari kedua sifat tersebut (Riya’ dan Syirik) )”
Oleh karenanya sangatlah tepat jika kita senantiasa memegang teguh dan selalu berusaha agar seluruh rangakaian ibadah yang akan dan tengah kita kerjakan selama bulan Ramadhan ini, mari kita dasari atau kita landasi dengan niat tulus ikhlas hanya ingin mencari Ridlo-Nya semata-mata.
Sebagai pengingat dan pegangan kita dalam setiap beramal dan ketika hendak melaksakan rangkaian ibadah apapun bentuknya, maka hendaklah kita senantiasa berpegang pada sabda-nya :
“Banyak amal perbuatan (ibadah atau amal kebajikan apapun), yang wujud dzohirnya itu sepertinya hanya untuk urusan dunyawiyah semata, akan tetapi karena kebaikan (ketulusan) dalam niatnya, maka nilai dari ibadah tersebut akan mendapat kan balasan (pahala) akhirat, akan tetapi sebaliknya, banyak amal perbuatan (ibadah atau amal kebajikan apapun), yang wujud dzohirnya itu sepertinya amal-amal urusan akhirat semata, akan tetapi karena tidak didasari dengan kebaikan (ketulusan) dalam niatnya, maka nilai dari ibadah tersebut tidak akan mendapatkan balasan (pahala) akhirat, (artinya amal atau ibadah tersebut hanyalah sia-sia belaka)”. (Sumber : Kitab Ta’lim Muta’alim Bab Niat ).
Tidak ada alasan bagi kita untuk bermalas-malasan lagi, karena pada bulan Ramdhan ini, seluruh pintu surga telah dibukakan , dan seluruh pintu neraka telah ditutup serta semua syetan telah dipenjara (agar tidak dapat mengganggu dan menggoda) agar kita bisa beribadah kepada-Nya dengan khusyu’ dan dengan bersungguh-sungguh. Sebagimana Sabdanya :
“Ketika Ramadhan datang, maka dibukakanlah seluruh pintu-pintu surga, dan ditutuplah semua pintu-pintu neraka, dan semua setan-setan diikat” (HR. Bukhori-Muslim)
Oleh karenanya, sudah sepantasnyalah, bilamana kita akan senantiasa berusaha untuk bisa lebih bersemangat dan lebih getol dalam melakukan ibadah dan Taqorrub Iiiahi Robbi, sebab dibulan inilah Allah telah berjanji “Mengobral”, pahala dan melipat gandakan balasan atas setiap amal-amal ibadah ummatnya, sebagaimana Sabdanya :
“Karena sesungguhnya semua kebaikan (yang dilakukan) dibulan (Ramadhan) ini, akan dilipatgandakan keta’atan akan diterima, semua permohonan akan (do’a-doa’a) akan dikabulkan, semua dosa-dosa akan terampunkan, serta Surga sangat merindukan (mereka) orang-orang yang berpuasa (dibulan Ramadhan)”.
Marilah kita berdoa, untuk memohon kepadaNya, semoga kita diberi hidayah, taufiq dan kekuatan sehingga kita dapat mengisi lan meramaikan bulan penuh barokah ini dengan banyak beramal dan beribadah, dengan niat tulus ikhlas semata-mata hanya ingin Taqorruban illallohi Ta’ala., untuk meraih ridlo dan surga yang telah dijanjikan oleh-Nya , Amin.
RAMADHAN ADALAH JIHAD AN-NAFS
Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Dalam sebuah riwayat Rasulullah Saw, pernah bersabda (tatkala usai berperang bersama dengan para sahabatnya (Perang Badar / Battel Front Badar) yang sangat dahsyat dan hebatnya, hingga 300an syuhada’ gugur dalam perang tersebut), Sabda beliau , yang artinya kurang lebih sbb : “Kita baru saja, selesai (dan hendak pulang) dari suatu perang yang kecil, (mendengan sabda beliau yang demikian, kemudian para sahabat sontak bertanya) : Yaa Rasulullah, lalu seperti apakah perang yang besar dahsyat itu? (Jikalau Perang Badar yang sebegini dahsyatnya, engkau anggap sebagai sebuah perang yang kecil), jawab Rasulullah Saw : Ketahulah perang yang sesungguhnya (paling dahsyat dan paling besar) adalah Jihadu An-Nafs (Memerangi hawa nafsumu sendiri)”
maka tidaklah berlebihan bilamana, pada zaman Rasulullah Saw, Rasulullah Saw dan para sahabat-sahabat beliau menganalogikan bahwasanya Ramadhan adalah sebagai bulan As Syahru Lie Jihad An-Nafs, (sebuah bulan untuk memerangi dan mengandalikan diri/hawa nafsu) oleh karenanya mereka dalam mempersiapkan dan menyongsong kedatangan bulan Ramadhan, telah jauh-jauh hari, bahkan dua sampai tiga bulan sebelum Ramadhan dating, mereka telah mempersiapkan diri, meliputi kesiapan mental spiritual, kesehatan fisik, dan yang tak kalah pentingnya adalah kesiapan wawasan keilmuan dan pengetahuan seputar Ibadah Ramadhan, sehingga kajian khusus, mengenai hal tsb telah dilakukan.
Sehingga begitu Ramadhan benar-benar telah tiba maka ibarat seorang prajurit yang diterjunkan di medan pertempuran yang begitu dahsyatnya, Beliau Baginda Rasulullah Saw dan para sahabatnya, telah memiliki kesiapan sebagaimana mestinya, sehingga Ramadhan selama sebulan penuh mereka lalui dengan suka cita dan senantiasa memperoleh kemenangan.
Pelajaran yang dapat kita petik adalah, bahwasanya Baginda Rasulullah Saw beserta sahabat nya dalam mempersiapkan diri, guna menyambut kehadiran bulan Ramadhan tidaklah main-main.
Dan tidak pernah menganggap sebagai sebuah rutinitas tahunan yang akan selalu berlalu dan lewat begitu–begitu saja setiap tahunnya, tanpa ada peningkatan kualitas serta kuantitas Nilai Ibadah dan tanpa ada Pengaruh Spiritual sedikitpun.
Marilah kita berdoa, untuk memohon kepadaNya, semoga kita diberi hidayah, taufiq dan kekuatan sehingga kita dapat mengisi lan meramaikan bulan penuh barokah ini dengan banyak beramal dan semoga kita tidak pernah menganggap bahwasanya Ibadah Ramadhan adalah sebagai sebuah rutinitas tahunan yang akan selalu berlalu dan lewat begitu–begitu saja setiap tahunnya, tanpa ada peningkatan kualitas serta kuantitas Nilai Ibadah dan tanpa ada Pengaruh Spiritual sedikitpun pada diri dan hati kita, sehingga seluruh Ibadah Lie Taqorruban illallohi Ta’ala., dapat berhasil sehingga kita bisa meraih ridlo dan surga yang telah dijanjikan oleh-Nya , Amin.
RAMADHAN ADALAH JIHAD AN-NAFS ke-2
Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Bagi Islam, urusan nafsu bukanlah merupakan sesuatu yang tabu untuk dibicarakan dan merupakan sesuatu yang musti harus dibunuh secara total, tidak !!!, akan tetapi nafsu juga tidaklah harus selalu dituruti dan musti harus “diumbarbebaskan”, semau-maunya kita. Sebab Allah Swt, menciptakan makhluk bernama manusia memang telah dilengkapi dengan akal pikiran dan nafsu, bahkan fungsi nafsu bagi manusia adalah untuk hiasan perhiasan dalam hidup dialam dunia ini (Ziinah Fie Al Khayati Ad-Dunya). Dengan diimbangi akal fikiran dan ilmu agama yang diperolehnya, maka nafsu dapat kita arahkan kepada hal-hal yang bersifat positip, sehingga dengannya derajat kita akan terangkat jauh lebih tinggi dari manusia-manusia lainnya, bahkan dibandingkan dengan malaikat sekalipun.
Namun sebaliknya manakala akal fikiran yang telah Allah ta’ala berikan kepada kita, itu tidak dapat mengontrol nafsu kita, bahkan cenderung akal kita yang dikuasai oleh hawa nafsu kita, maka sehingga kelakuan dan prilaku kita mengalami erosi hingga terdegradasi (terjun bebas) menjadi bak hewan yang tak berakal, maka tentu maqom (derajat) kitapun, tentu akan ikut terjun bebas menjadi lebih rendah dari hewan yang paling rendah derajatnya dimata Allah Swt, bahkan dimata manusiapun, kita yang terendah. Naudzubillah Min Dzalika.
Manusia bukanlah setan yang setiap hari dan setiap saat akan selalu berjalan dalam kesesatan serta dalam jalan yang melenceng tanpa ada batas waktunya, namun manusia juga bukan pula malaikat, yang akan selalu lurus dan selalu berbakti serta tunduk pada aturan-aturan Ilahi-Nya, manusia adalah suatu mahluk Tuhan yang paling sempurna dan paling antik (penuh dengan misteri), sebab manusia diberi anugerah akal pikiran untuk mengendalikan hawa nafsunya, hingga mampu menuntunnya kejalan yang lurus dan benar sesuai Syari’at Agamanya, menuju Maqom (Derajat) Muttaqien.
Sedangkan syaitan (setan) adalah merupakan mahluk tuhan yang memang telah mendapatkan “Surat Rekomendasi” dan telah “menandatangani MoU” dengan Tuhan (Allah Swt), yang tugasnya adalah menyesatkan dan menjerumuskan manusia menuju jalan kesesatan dan melanggar aturan-aturan agamanya, dan syaitan merupakan musuh pertama, utama dan nyata bagi setiap manusia., yang dimulai dari Adam As dan Hawa’.
Cerita MoU antara Iblis (Moyangnya para setan) telah diabadikan dalam Al-Qur’an Surat SHAAD ayat 71 hingga ayat 88, yang intinya antara lain sbb :
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah” (*) Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya” (*) Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, (*) Kecuali Iblis; dia menyombong kan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir (*) Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang Telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?” (*) Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, Karena Engkau ciptakan Aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah” (*) Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, (*)Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan” (*) Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah Aku sampai hari mereka dibangkitkan” (*) Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh (*) Sampai kepada hari yang Telah ditentukan waktunya (hari kiamat)” (*) Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau Aku akan menyesatkan mereka semuanya (*) Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka [ (*) 1304]. (*) Allah berfirman: “Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan Hanya kebenaran Itulah yang Ku-katakan” (*) Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya”.
Catatan :
(*) 1304] yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang Telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t.
Peringatan Allah Swt dalam Firman-Nya yang lain :
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia Telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami Telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman”.
Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Bahkan saking berbahayanya setan bagi manusia, Allah swt dalam Al-Qur’an telah memperingatkan, bahwsa nya dia (setan) itu adalah merupakan musuh yang benar-benar nyata dan wajib untuk diwaspadai setiap saat.
Dalam Al-Qur’an ada sebuah do’a yang khusus untuk memohon perlindungan dari ganguan dan godaan syetan yang terkutuk, Firman Allah Swt :
“Dan Katakanlah: “Ya Tuhanku Aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan (*) Dan Aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.”
Marilah kita berdoa, untuk memohon kepadaNya, semoga kita diberi hidayah, taufiq dan kekuatan sehingga kita dapat mengisi lan meramaikan bulan penuh barokah ini dengan banyak beramal dan semoga kita tidak pernah menganggap bahwasanya Ibadah Ramadhan adalah sebagai sebuah rutinitas tahunan yang akan selalu berlalu dan lewat begitu–begitu saja setiap tahunnya, tanpa ada peningkatan kualitas serta kuantitas Nilai Ibadah dan tanpa ada Pengaruh Spiritual sedikitpun pada diri dan hati kita, sehingga seluruh Ibadah Lie Taqorruban illallohi Ta’ala., dapat berhasil sehingga kita bisa meraih ridlo dan surga yang telah dijanjikan oleh-Nya , Amin.
RAMADHAN ADALAH JIHAD AN-NAFS Ke - 3
Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh At-Thobaroni, Rasululloh Saw , telah bersabda :
“Telah datang kepada kalian (bulan) Ramadhan, bulan yang utama (mulia) atas segala bulan, telah datang, Maka sambutlah, Bulan puasa dengan segala keberkahan nya, telah dating, Maka muliakanlah ia, karena sesungguh nya amat mulialah tamu pengunjung kalian ini”
Dalam riwayat yang lainnya Rasulullah Saw juga telah bersabda :
“Ketika bulan Ramadhan telah tiba, Rasulullah saw bersabda :“Sesungguhnya telah tiba bulan ini di hadapan kalian yang didalamnya terdapat satu malam yang malam tsb, lebih baik (lebih mulia) daripada seribu bulan, Barangsiapa yang terhalang darinya, maka sungguh dia telah terhalang dari segala kebaikannya, dan tidaklah seseoarng itu terhalang dari kebaikan, melainkan orang yang benar-benar terhalang (bernasib buruk / merugi)”
Dari keterangan kedua hadist tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa sesungguhnya bulan Ramadhan, yang setiap tahunnya datang menghampiri kita, sudah seharusnya kita memanfaatkan kehadirannya dengan sungguh-sungguh, jangan sampai terlewat sia-sia begitu saja, karena didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik (lebih mulia) daripada seribu bulan, oleh karena itu barangsiapa yang terhalang darinya, maka sungguh dia telah terhalang dari segala kebaikannya, dan tidaklah seseoarng itu terhalang dari kebaikan, melainkan orang yang benar-benar terhalang (bernasib buruk /merugi)”.
Ramadhan adalah kesempatan untuk mensucikan diri dan jiwa kita, dari segala dosa dan maksiat yang telah kita lakukan selam 11 bulan sebelum Ramadhan. Sebagaimana Sabdanya :
”Yang mensucikan itu ialah bulan Ramadhan, Dia (Ramadhan) itu membersihkan kita dari dosa dan maksiat”
Bahkan didalam Hadist riwayat Imam Bukhori dan Muslim, Rasulullah saw juga telah bersabda :
“Barangsiapa yang berpuasa dibulan Ramadhan dengan dasar Keimanan dan hanya karena mengharapkan Ridlo dari-Nya, , maka diampunilah semua dosa-dosanya yang telah lalu” (HR.Buhori - Muslim).
Karena sesungguhnya surga itu rindu pada orang-orang patuh menjalankan perintah puasa dibulan Ramadhan, karena Allah Ta’ala, dan ketahuilah bahwa didalam surga itu ada sebuah pintu yang dikhususkan bagi orang-orang yang patuh menjalankan perintah puasa dibulan Ramadhan, karena Allah Ta’ala, pintu itu bernama “Ar-Royyan”, Sebagaimana telah disabdakan oleh Baginda Rasulullah Saw :
“Sesungguhnya Nabi Saw bersabda, Sesungguhnya didalam surga ada sebuah pintu yang dinamakan (disebut) AR-Royyan, yang akan masuk (melalui pintu itu) pada hari kiamat (yaitu) orang-orang yang puasa, tidak seorang juga akan memasukinya, selain mereka”.
(HR.Buhori-Muslim).
Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Marilah kita berdoa kepada Allah Swt, semoga kita diberi hidayah, taufiq dan kekuatan sehingga kita dapat mengisi lan meramaikan bulan penuh barokah ini dengan banyak beramal dan semoga kita tidak pernah menganggap bahwasanya Ibadah Ramadhan adalah sebagai sebuah rutinitas tahunan yang akan selalu berlalu dan lewat begitu–begitu saja setiap tahunnya, tanpa ada peningkatan kualitas serta kuantitas Nilai Ibadah dan tanpa ada Pengaruh Spiritual sedikitpun pada diri dan hati kita, sehingga seluruh Ibadah Lie Taqorruban illallohi Ta’ala., dapat berhasil sehingga kita bisa meraih ridlo dan surga yang telah dijanjikan oleh-Nya , Amin.
PENUTUP
Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Demikianlah, sekelumit uraian (materi kultum) tentang ibadah Ramadhan, jilid yang pertama, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga kita dapat mempraktekkannya sesuai dengan syari’at dan tuntunan yang telah diajarkan dan diUswahkan baginda Rasulullah Saw dan sebagaimana telah dipraktekkan oleh para sahabat-sahabatnya Khulafa’urrossidien (Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Al-Khottob, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib Radliyallohu ‘Anhum)
Marilah kita berdoa kepada Allah Swt, semoga kita diberi hidayah, taufiq dan kekuatan sehingga kita dapat mengisi lan meramaikan bulan penuh barokah ini dengan banyak beramal dan semoga kita tidak pernah menganggap bahwasanya Ibadah Ramadhan adalah sebagai sebuah rutinitas tahunan yang akan selalu berlalu dan lewat begitu–begitu saja setiap tahunnya, tanpa ada peningkatan kualitas serta kuantitas Nilai Ibadah dan tanpa ada Pengaruh Spiritual sedikitpun pada diri dan hati kita, sehingga seluruh Ibadah Lie Taqorruban illallohi Ta’ala., dapat berhasil sehingga kita bisa meraih ridlo dan surga yang telah dijanjikan oleh-Nya , Amin.
Jikalau ada kebenaran maka itu semua datangnya dan hanyalah milik Allah semata, dan jika ada kesalahan, kekeliruan, kekhilafan dan ketidak sesuaian dengan kebenaran, maka semua dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang kami miliki, semoga Allah SWT memberi petunjuk dan hidayah-Nya serta mengampuni hal tsb pada penulis. amin
Jikalau ada kebenaran maka itu semua datangnya dan hanyalah milik Allah semata, dan jika ada kesalahan, kekeliruan, kekhilafan dan ketidak sesuaian dengan kebenaran, maka semua dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang kami miliki, semoga Allah SWT memberi petunjuk dan hidayah-Nya serta mengampuni hal tsb pada penulis. amin
Daftar isi Materi Kultum Ramadhan :
SAMPUL (COVER) DEPAN
RAMADHAN ADALAH SEBUAH NIKMAT
MARHABAN YAA RAMADHAN
PUASA RAMADHAN ITU WAJIB
KAPAN WAKTUNYA PUASA RAMADHAN
SUCIKAN NIATMU & GIATKAN IBADAHMU
RAMADHAN ADALAH JIHAD AN-NAFS
RAMADHAN ADALAH JIHAD AN-NAFS
RAMADHAN ADALAH JIHAD AN-NAFS
PENUTUP
(Semoga ada manfaatnya, dan ku jariyahkan sekelumit ilmu ini utuk guru dan orang tuaku, Jazakumulloh bi Akhsanal Jaza' .......Jaza Kumulloh Khoiron Katsiro).
ttd.Moh.Khawarizmy Bin KH Murhis Bin KH Mahrab Bin KH Thoyyib Bin KH Abbas Bin KH Dahlan Bin KH Adnan Bin KH Nurul Iman Bin KH Kiai Ageng Pekalongan.
Personal Data :
Moh Khawarizmy Murhis, S.Pd.I :
1. Ayahanda : KH.Murhis Mahrab Nurul Iman
2. Ibunda : Ny.Kusnita Mukhadim,A.Ma.Pd
3. Istri : Sri Kiyanti,S.Ag
4. Putra-Putri :
Ahmad Khilman Alhimny
Aisha Rahma Nuzulia
Nayla Keisha Putri Khawarizmy
5. Kakak & Adik :
Muhammad Kholdan, S.Pd
Huda Nasrullah, S.Pd.I
Khusnil Amri,S.Pd
A.Yusril Fahmi
izin copas min buat referensi..
BalasHapussukses selalu....
Alhamdulillah,... mohon ijin copas bapak....
BalasHapus