Sabtu, 18 Desember 2010

Materi Kultum Ramadhan Jilid Pertama Oleh : Moh.Khawarizmy Murhis, S.Pd.I (Penyuluh Agama Islam Fungsional Kemenag Kab.Pekalongan)

RAMADHAN  adalah   SEBUAH   NIKMAT

  

Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Salah  satu  nikmat  yang  paling  agung  dan  teristimewa, bagi  seluruh  ummat  Kanjeng  Nabi  Muhammad  Saw,  yaitu :  kita telah  dianugerahi  oleh  Gusti  Allah  Swt, satu  bulan  yang sangat  mulya  dan agung, jika dibandingkan dengan  bulan-bulan lainnya, bandingannya adalah  bagaikan 1000 (Seribu) bulan keunggulannya. (KHOIRUN  MIN  ALFIE  SYAHRIN), Adapun  yang dimaksud  itu  adalah  Bulan  Ramadhan !.

Sebagaimana  telah didawuhkan  (difirmankan)  oleh  Allah Swt  didalam  Surat  Al-Qodar  ayat  1 – 3 :
“Sesungguhnya telah kami (Allah) turunkan Al-Qur’an itu pada  malam  Lailatul  Qodar (*) Tahukah  Kamu  apakah  malam  Qodar  itu? (*) Malam Qodar itu adalah lebih  baik  daripada  seribu  bulan” (QS.Al-Qodar  1 – 3).

Ramadhan  adalah  sebuah  anugerah  dan  nikmat  yang telah Allah  berikan  kepada  kita  semua  Ummat  Islam, oleh karena nya , kita  patut   bersyukur  atas  pemberian  dan  anugerah  ini, dengan  memperbanyak melakukan rangkaian  ibadah dibulan Ramadhan  selama   satu   bulan  penuh.

Jangan  sampai  kita  sia-siakan  kesempatan  yang telah Allah berikan  kepada  kita,  sebab bukan  tidak mungkin, bahwasannya Ramadhan kali ini (tahun ini) adalah merupakan (menjadi) Ibadah Ramadhan yang  terakhir  bagi  kita.  Sebab seandainya kita semua tahu apa yang ada didalam bulan Ramadhan ini, maka tentu kita akan selalu  berharap bahwa seluruh tahun itu, semuanya  agar  bisa  dijadikan  seluruhnya  menjadi  bulan  Ramadhan.

Sebagaimana  sabda  Rasulullah  Saw :

“Seandainya Ummatku itu dapat mengetahui tentang apa-apa (Keistimewaan) yang terdapat  didalam Bulan ramadhan, tentu (niscaya) mereka akan mengharapkan, agar seluruh tahun  itu semuanya  bisa  dijadikan  sebagai bulan Ramadhan  seluruhnya

Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah : 
Marilah   kita  berdoa, untuk   memohon  kepadaNya, semoga  kita  diberi  hidayah,  taufiq  dan  kekuatan  sehingga  kita dapat mengisi  lan  meramaikan  bulan  penuh  barokah ini dengan banyak  beramal  dan beribadah, Taqorruban illallohi Ta’ala., serta semoga kita  dapat  diberikan  kesempatan  yang  lebih  luas dan  lebih  banyak lagi,  guna  meningkatkan keimanan, ketaqwaan serta  amal kebajikan  kita,  sehingga  dapat  berguna sebagai  bekal   hidup  kita  kelak   diakhirat.  Amin.






MARKHABAN   YAA   RAMADHAN



Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :
Tiap  kali  datang  bulan  Ramadhan ditengah-tengah kita, maka  perasaan  hati  dan jiwa  kita  hendaklah senantiasa  merasa  gembira   dan  bahagia,   hal  ini   kita   manivestasikan dalam  realita   kehidupan  sehari-hari,  dengan  cara memaksimalkan rangkaian  ibadah  yang  kita  kerjakan, mulai  dari  Tadarus, Tarawih, Witir, Shodaqoh,  Infaq,  Memberi Ta’jil  pada orang yang berpuasa, dan  Ibadah-ibadah lainnya.

Perasaan  gembira  dan bahagia dalam rangka menyambut (mangayubagyo)  datangnya bulan Ramadhan,  tentunya haruslah  muncul  dari  dalam  lubuk  hati  kita  yang  terdalam, serta  dengan  niat  tulus  ikhlas, hanya   ingin  meningkatkan  kedekatan  kita  pada  sang   pencipta  alam  semesta  Allah  Swt (Taqorruban illallohi Ta’ala ), dengan  jalan memperbanyak  beramal  sholeh  dan  beribadah  selama   bulan  Ramadhan.
Rasulullah  Saw telah  bersabda :

“Barang siapa  yang merasa bahagia &  gembira,  dengan datanganya  bulan Ramadhan, maka Allah Swt, akan mengharam kan  bagi  diri  orang  tsb  (dari) siksa api neraka”

Oleh karenanya,  sudah  sepantasnyalah,  bilamana  kita  akan senantiasa  berusaha  untuk  bisa   lebih  bersemangat   dan  lebih  getol  dalam  melakukan  ibadah  dan Taqorrub Iiiahi Robbi, sebab  dibulan inilah  Allah telah berjanji  “Mengobral”, pahala  dan melipat gandakan  balasan atas setiap amal-amal  ibadah ummatnya, sebagaimana Sabdanya :

“Karena sesungguhnya  semua kebaikan (yang dilakukan) dibulan (Ramadhan)  ini, akan dilipatgandakan  keta’atan akan diterima, semua  permohonan  akan (do’a-doa’a) akan dikabulkan, semua  dosa-dosa  akan  terampunkan, serta  Surga sangat  merindukan  (mereka) orang-orang  yang  berpuasa (dibulan Ramadhan)”.

Tidak  ada  alasan  bagi  kita  untuk  bermalas-malasan lagi, karena  pada bulan   Ramdhan  ini,   seluruh  pintu  surga  telah dibukakan  , dan  seluruh  pintu  neraka  telah  ditutup   serta  semua  syetan  telah  dipenjara  (agar tidak dapat mengganggu dan  menggoda)  agar  kita  bisa  beribadah  kepada-Nya  dengan khusyu’ dan  dengan  bersungguh-sungguh.     Sebagimana Sabdanya :

“Ketika Ramadhan  datang,  maka  dibukakanlah  seluruh  pintu-pintu  surga, dan  ditutuplah  semua  pintu-pintu  neraka,  dan semua  setan-setan  diikat” (HR. Bukhori-Muslim)

Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah : 
Marilah   kita  berdoa, untuk   memohon  kepadaNya, semoga  kita  diberi  hidayah,  taufiq  dan  kekuatan  sehingga  kita dapat mengisi  lan  meramaikan  bulan  penuh  barokah ini dengan banyak  beramal  dan beribadah, Taqorruban illallohi Ta’ala., serta semoga kita  dapat  diberikan  kesempatan  yang  lebih  luas dan  lebih  banyak lagi,  guna  meningkatkan keimanan, ketaqwaan serta  amal kebajikan  kita,  sehingga  dapat  berguna sebagai  bekal   hidup  kita  kelak   diakhirat.  Amin.



PUASA   RAMADHAN   ITU   WAJIB

Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah : 
Allah  Swt  dalah   Surat Al-Baqoroh  183,  telah   Berfirman :

“Hai  orang-orang  yang beriman, telah diwajibkan atas kalian semua, berpuasa , sebagaimana  telah  diwajibkan  atas  orang-orang  sebelum  kamu  sekalian, agar  kamu  bisa mencapai maqom (kedudukan  sebagai  orang-orang  yang)  bertaqwa” (Surat   Al-Baqoroh  183).

Puasa  Ramadhan  adalah  Wajib  (Fardlu ‘Ain) atas  setiap orang  muslim laki-laki  maupun  muslim  wanita, yang  telah  memenuhi  persyaratan  syara’ (aturan  agama),  berdasarkan keterangan   ayat   tersebut   diatas,  dan berdasarkan  Sabda  Nabi   Muhammad  Saw :
“Sholatlah Kamu (dengan selalu menjaga  kewajiban  sholat) lima waktumu dan Berpuasalah kamu  pada  bulanmu  (Bulan diwajibkannya berpuasa)  (Ramadhan)”

Definisi (Pengertian) dari  Puasa  adalah  :

“AL-IMSAKU ‘ANIL AL-AL-AKLI WA AS-SYURBI, WA JAMI’IL  MUFTIROOTI FIE JAMI’I  AN-NAHARI  BINIYYATI  THOLAB AR-RIDLO  MINALLOHI TA’ALA” .

Artinya  : “Manahan  diri  dari makan, minum  dan  menan  dari  segala  sesuatu  yang  dapat  menyebebkan  batal atau  rusaknya   (pelaksanaan   ibadah Puasa  itu  sendiri) sepanjang  siang  hari  (dari terbitnya fajar shodiq  (subuh)  hingga  adzan  maghrib  tiba), dengan  niatan  khusus  hanya  ingin  mencari  ridlo  dari  Allah Swt”.     (Sumber : Kitab Fiqihul Wadhih Juz II Shohifah : 16 ).

Kewajiban  melaksanakan   puasa  Ramadhan adalah :
Yaitu :  Bagi  setiap  orang  Muslim  yang  telah  mukallaf, yang  kuat  (mampu  untuk  menjalankannya), berakal (tidak  gila atau sedang  hilang  ingatannya), dan ketika telah jelas  atau telah nyata  rukyatul  hilal  atau  disempurnakan  hitungan  bilangan bulan  sya’bannya   genap  menjadi  30  hari. (Sumber : Kitab Mabadi’ul  Fiqhiyyah  Juz  IV Shohifah : 31 ).

Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah : 
Oleh karenya tidaklah wajib (tidak diwajibkan) untuk  berpuasa bagi  orang-orang  yang  tidak  memenuhi   persyaratan  tersebut.

Dalam  Kitab  Fiqhul  Wadhih   Juz  II  Shohifah : 16 disebutkan :   kewajiban  puasa  Ramadhan itu  adalah  khusus bagi  orang-orang  yang  telah  memenuhi   4 (empat)  persyaratan  sbb :

1. Islam, maka  tidaklah   wajib  bagi  orang  non-muslim.
2. Baligh, maka  tidaklah  wajib  bagi   anak-anak, kecuali  ia  telah  mempu  untuk   melaksanakannya,  maka  perintahkanlah  mereka  untuk  melakukannya,  walau bukan  sebagai  kewajiban, namun  bisa bermanfaat  sebagai   media  untuk  melatih  atau  pembelajaran.

Berakal, maka  tidaklah  wajib  bagi  orang  yang  hilang akalnya  atau  sedang  sakit  jiwa  (gila) dan  sejenisnya.

Mampu  untuk  melaksanakannya (Sehat), maka  tidaklah  wajib   bagi  orang-orang  yang  lemah  kondisinya (Sakit) atau lemah kondisinya di karenakan   telah lanjut   usianya  (telah udzur). ( Sumber  :  Kitab  Fiqhul  Wadhih   Juz  II  Shohifah : 16 )


Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah : 
Oleh karenanya, marilah   kita  berdoa, untuk   memohon  kepadaNya, semoga  kita  diberi  hidayah,  taufiq dan  kekuatan sehingga  kita dapat mengisi  lan  meramaikan  bulan  penuh  barokah ini dengan banyak  beramal  dan beribadah, Taqorruban illallohi Ta’ala., serta semoga kita  dapat  diberikan  kesempatan  yang  lebih  luas dan  lebih  banyak lagi,  guna  meningkatkan keimanan, ketaqwaan serta  amal kebajikan  kita,  sehingga  dapat  berguna sebagai  bekal   hidup  kita  kelak   diakhirat.  Amin.






KAPAN   WAKTUNYA  PUASA BULAN  RAMADHAN



 Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah : 
Salah  satu  sarat   diwajibkannya  puasa  Ramadhan  adalah, telah  masuknya  waktu  bulan  Ramadhan,  adapun  datangnya (Jatuhnya  ketentuan  awwal  puasa)  Ramadhan  dapat  diketahui adalah  dengan  cara  sbb :

Rukyatul  Hilal , (melihat awwal   datangnya tanggal  1 Ramadhan)  dasarnya  adalah   Sabda  Nabi  Saw :
Artinya  : “Berpuasalah  kamu  berdasarkan  rukyat (melihat masuknya  tanggal/bulan)” .(HR.Buhori-Muslim)

Menyempurnakan  hitungan  bilangan  Bulan  Sya’ban  menjadi  30 hari (atau), dasarnya  adalah   Sabda  Nabi  Muhammad  Saw :
 Artinya  : “Berpuasalah  kamu  berdasarkan  rukyat (melihat masuknya  tanggal/bulan), maka jika terhalang oleh awan, (maka) genapkanlah hitungan (bilangan bulan) Sya'ban (genap menjadi) 30 hari” .(HR.Buhori-Muslim)

Dengan  Hisab  Qod’iey (atas  dasar  perhitungan  dan keyakinan, tetapi cara ini, hanya  boleh  untuk  diri  sendiri, (Khusus  untuk  pribadi ),  dan  sebaiknya tidak disebar luaskan pada  orang  lain).
(Sumber  : Kitab Mabadi’ul Fiqhiyyah Juz IV Shohifah  : 31 dan  Kitab Fiqhul  Wadhih  Juz II Shohifah : 16 – 17 ) .

Catatan :
Pertanyaan :  Bagaimanakah  kedudukan Hisab  atas Rukyat ?
Jawaban :
Hisab  adalah  : Sebuah  Metode  Pendamping, yang  sifatnya  adalah  sekadar  untuk  memperkirakan (secara teotitik) apakah Rukyat  dapat  dilakukan   atau  tidak ,  pada  waktu tertentu,  adapun  hasil   akhirnya  tetap  didasarkan  pada  hasil  Rukyatul  Hilal secara  langsung.    (bagaikan Fungsi  Jam dalam  menentukan  waktu  sholat   tiba,  tetapi  yang  utama   dan  sesuai   tuntunan  kitab  Fiqih (Syari’at)  adalah  dengan  melihat   matahari, adapun  fungsi  jam adalah   hanya  sebagai  sarana   pembantu/penunjang  saja, bukan  sebagai media  utama).

Ketentuan   ini   tidak  akan  merepotkan  diri  kita   sebagai  orang  awwam  (khususnya),   karena  kita  tidak  diwajibkan  untuk  melakukan  rukyatul  hilal,  karena  ketahuilah  bahwa Rasulullah Saw yang notabenenya adalah   merupakan  Madinatul  Ilmi bagi kaumnya saja,   mau  menerima  dan  kerso   mengikuti  pengakuan dari  hasil Rukyatul Hilal, yang telah dilakukan oleh  Orang  Arab  Baduwii  (orang  arab  ndeso).


Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah : 
Jadi   yang  perlu  kita  lakukan  hanyalah  mengikuti    dan  manut  (Itba’ )  pada  Informasi  Proses Rukyat ul Hilal,  yang  telah dilakukan   oleh  tim ahli yang  dibentuk  oleh  Pemerintah  (dalam  hal  ini  Departemen Agama  Republik  Indonesia)  atau  mengikuti  Ikhbar yang  telah  diberikan  oleh  ormas  kita  masing-masing (seperti Nahdlatul Ulama’ (NU), Muhammadiyah atau  lainnya)  sesuai   keyakinan  kita  masing-masing.
Namun  demikian, kita tetap dan  selalu  menjaga Ukhuwah Islamiyah dan  tidak  menodai  kesucian serta  keagungan  Bulan Ramadhan, misalnya hanya dengah  meributkan dan mempertentangkan  hal-hal  yang  tidak   penting (dan bukan prinsip)  atau  yang  hanya  bersifat   khilafiyah semata.


Mari  kita  sucikan  hati, bersihkan  niat dan  jiwa  kita dalam menjalani hari-hari  dibulan   yang  penuh   dengan berkah,  maghfiroh dan  kemulyaan ini  dengan   mempererat   jalinan  Ukhuwah  Islamiyah , Ukhuwwah  Basyariyah dan  Ukhuwah  Wathoniyah demi   terciptanya  suasana  ibadah  yang  kondusif, serta demi  terciptanya wajah    islam   yang Rahmatan  liel  ‘Alamamin . amin.



SUCIKAN   NIATMU   dan GIATKAN  IBADAHMU


 Allah   Ta’ala   dalam  Surat Al-Bayyinat  : 5 telah  berfirman :
“Dan tidaklah  aku  (Allah) memerintahkan  kepada  kamu  sekalian, kecuali  hanya  untuk  berbakti  kepada Allah  dengan  tulus  ikhlas  untuk  melaksanakan (syariat)  agama Allah yang lurus ” (QS: Al-Bayyinah).

Rasulullah   Saw juga  telah   bersabda :
“Sesungguhnya  setiap  amal  ibadah  itu  tergantung  pada  niatnya, dan  sesungguhnya  setiap   orang  itu   akan   mendapatkan balasan sesuai   dengan  (apa  yang  telah)  ia  niatkan” (HR.Bukhori – Muslim).

Firman  Allah  dan  Sabda Nabi  Muhammad Saw ,  tersebut  kurang  lebihnya  adalah   menerangkan    bahwa  kita  ini  telah  diberikan  tuntunan   syari’at    supaya,  kita   dapat    selalu   menjaga   dan  memelihara  serta  menata  setiap  langkah ,  amaliyah,  dan  ibadah   yang   akan,  sedang  serta   telah  kita  kerjakan, semuanya  haruslah  senantisa   dilandasi   dengan  niat  ikhlas   tulus  Lillahi  Ta’ala .    jangan  sampai  tercampuri  dengan  hal-hal  atau  perkara-perkara  dunyawiyyah atau  insaniyah. Menurut  keterangan Imam Mukhyiddin An-Nawawi  dalam Kitabnya  Adzkar  An-Nawawi Shohifah : 07, disebutkan bahwa  :
Ikhlas  adalah  :  “ Kecocokan  Amaliyah  seseorang  antara  Lahiriyahnya  dengan   Bathiniyahnya”.
Sedangkan  menurut  keterangan  Sayyid  Ibnu Iyadl adalah sbb :

“Meninggalkan  amal/perbuatan   yang  tidak  baik, tetapi  karena  manusia  (tidak  Lillah, ingin  dipuji manusia)  itu  di sebut dengan Riya’  (Pamer),  sedangkan  berbuat  sesuatu  amal/perbuatan,  tetapi  karena  dilandasi   (ingin dipuji)  manusia   itu  disebut  Syirik  (menghina Tuhannya), dan yang  dinamakan  Ikhlas   adalah  :   jika  Allah   telah menyelamatkan   kamu   (Maksudnya  jika   Allah  Menjaga kamu    dari  kedua  sifat  tersebut  (Riya’  dan Syirik) )”


Oleh  karenanya  sangatlah  tepat  jika  kita   senantiasa  memegang   teguh  dan  selalu  berusaha  agar  seluruh  rangakaian  ibadah   yang   akan  dan  tengah  kita     kerjakan  selama  bulan  Ramadhan ini, mari  kita  dasari  atau  kita  landasi dengan  niat   tulus  ikhlas     hanya  ingin  mencari  Ridlo-Nya semata-mata.
Sebagai   pengingat  dan  pegangan  kita  dalam  setiap  beramal  dan  ketika    hendak   melaksakan  rangkaian  ibadah apapun bentuknya, maka  hendaklah kita senantiasa  berpegang  pada sabda-nya :

“Banyak  amal  perbuatan (ibadah atau amal kebajikan apapun),  yang wujud dzohirnya itu  sepertinya  hanya untuk  urusan  dunyawiyah semata, akan  tetapi  karena  kebaikan (ketulusan)  dalam  niatnya, maka  nilai  dari  ibadah  tersebut  akan mendapat kan   balasan (pahala)  akhirat,  akan  tetapi  sebaliknya,  banyak  amal  perbuatan (ibadah atau amal kebajikan apapun),  yang wujud dzohirnya  itu   sepertinya  amal-amal  urusan  akhirat semata, akan  tetapi  karena  tidak  didasari  dengan  kebaikan (ketulusan)  dalam  niatnya, maka  nilai  dari  ibadah  tersebut  tidak   akan  mendapatkan   balasan  (pahala)  akhirat, (artinya  amal   atau   ibadah  tersebut   hanyalah  sia-sia  belaka)”. (Sumber :  Kitab  Ta’lim Muta’alim  Bab Niat ).

Tidak  ada  alasan  bagi  kita  untuk  bermalas-malasan lagi, karena  pada bulan   Ramdhan  ini,   seluruh  pintu  surga  telah dibukakan  , dan  seluruh  pintu  neraka  telah  ditutup   serta  semua  syetan  telah  dipenjara  (agar tidak dapat mengganggu dan  menggoda)  agar  kita  bisa  beribadah  kepada-Nya  dengan khusyu’ dan  dengan  bersungguh-sungguh.     Sebagimana Sabdanya :

“Ketika Ramadhan  datang,  maka  dibukakanlah  seluruh  pintu-pintu  surga, dan  ditutuplah  semua  pintu-pintu  neraka,  dan semua  setan-setan  diikat” (HR. Bukhori-Muslim)

Oleh karenanya,  sudah  sepantasnyalah,  bilamana  kita  akan senantiasa  berusaha  untuk  bisa   lebih  bersemangat   dan  lebih  getol  dalam  melakukan  ibadah  dan Taqorrub Iiiahi Robbi, sebab  dibulan inilah  Allah telah berjanji  “Mengobral”, pahala  dan melipat gandakan  balasan atas setiap amal-amal  ibadah ummatnya, sebagaimana Sabdanya :

“Karena sesungguhnya  semua kebaikan (yang dilakukan) dibulan (Ramadhan)  ini, akan dilipatgandakan  keta’atan akan diterima, semua  permohonan  akan (do’a-doa’a) akan dikabulkan, semua  dosa-dosa  akan  terampunkan, serta  Surga sangat  merindukan  (mereka) orang-orang  yang  berpuasa (dibulan Ramadhan)”.

Marilah   kita  berdoa,  untuk   memohon  kepadaNya, semoga  kita  diberi  hidayah,  taufiq dan  kekuatan sehingga  kita  dapat  mengisi  lan  meramaikan  bulan  penuh  barokah  ini dengan banyak  beramal  dan beribadah, dengan  niat  tulus ikhlas  semata-mata hanya  ingin   Taqorruban illallohi Ta’ala., untuk  meraih  ridlo  dan surga  yang  telah  dijanjikan oleh-Nya , Amin.





RAMADHAN  ADALAH  JIHAD  AN-NAFS





Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah : 
Dalam  sebuah  riwayat  Rasulullah  Saw, pernah  bersabda   (tatkala  usai   berperang   bersama  dengan  para sahabatnya (Perang Badar / Battel Front  Badar)  yang  sangat  dahsyat  dan  hebatnya, hingga 300an  syuhada’ gugur dalam perang tersebut), Sabda  beliau ,  yang  artinya   kurang  lebih  sbb :   “Kita  baru  saja, selesai   (dan  hendak  pulang)   dari  suatu  perang   yang   kecil, (mendengan sabda beliau yang demikian, kemudian  para  sahabat  sontak  bertanya) : Yaa Rasulullah, lalu  seperti   apakah  perang  yang  besar  dahsyat  itu? (Jikalau Perang Badar  yang sebegini dahsyatnya, engkau  anggap  sebagai   sebuah  perang yang  kecil), jawab  Rasulullah  Saw : Ketahulah  perang yang  sesungguhnya (paling dahsyat dan paling besar) adalah   Jihadu  An-Nafs (Memerangi  hawa   nafsumu  sendiri)”

maka  tidaklah    berlebihan  bilamana, pada  zaman Rasulullah  Saw, Rasulullah Saw dan para  sahabat-sahabat  beliau   menganalogikan  bahwasanya Ramadhan adalah  sebagai  bulan  As Syahru Lie Jihad An-Nafs,  (sebuah bulan  untuk  memerangi  dan mengandalikan diri/hawa nafsu)   oleh   karenanya   mereka  dalam   mempersiapkan  dan  menyongsong   kedatangan   bulan   Ramadhan, telah  jauh-jauh  hari, bahkan dua  sampai  tiga  bulan sebelum Ramadhan dating,  mereka  telah  mempersiapkan  diri, meliputi  kesiapan mental  spiritual,  kesehatan  fisik,   dan  yang  tak  kalah  pentingnya   adalah  kesiapan  wawasan   keilmuan  dan  pengetahuan  seputar   Ibadah  Ramadhan,   sehingga  kajian  khusus,  mengenai  hal  tsb   telah  dilakukan.

Sehingga  begitu  Ramadhan benar-benar  telah  tiba maka  ibarat  seorang  prajurit yang diterjunkan di medan  pertempuran  yang  begitu  dahsyatnya,  Beliau  Baginda  Rasulullah Saw dan  para   sahabatnya,   telah memiliki  kesiapan  sebagaimana  mestinya,  sehingga  Ramadhan  selama  sebulan  penuh  mereka  lalui  dengan   suka  cita  dan  senantiasa  memperoleh  kemenangan.

Pelajaran   yang  dapat  kita  petik  adalah, bahwasanya  Baginda  Rasulullah  Saw  beserta  sahabat nya  dalam  mempersiapkan  diri, guna  menyambut   kehadiran   bulan Ramadhan tidaklah  main-main.
Dan  tidak pernah menganggap   sebagai  sebuah  rutinitas  tahunan  yang   akan selalu  berlalu dan lewat  begitu–begitu  saja  setiap  tahunnya, tanpa ada peningkatan kualitas serta kuantitas  Nilai  Ibadah dan tanpa  ada  Pengaruh  Spiritual  sedikitpun.

Marilah   kita  berdoa,  untuk   memohon  kepadaNya, semoga  kita  diberi  hidayah,  taufiq dan  kekuatan sehingga  kita  dapat  mengisi  lan  meramaikan  bulan  penuh  barokah  ini dengan banyak  beramal dan   semoga  kita  tidak  pernah  menganggap   bahwasanya Ibadah Ramadhan  adalah  sebagai  sebuah  rutinitas  tahunan  yang   akan selalu  berlalu dan lewat  begitu–begitu  saja  setiap  tahunnya, tanpa ada peningkatan kualitas serta kuantitas  Nilai  Ibadah dan tanpa  ada  Pengaruh  Spiritual  sedikitpun pada  diri  dan hati kita, sehingga   seluruh Ibadah  Lie Taqorruban  illallohi  Ta’ala., dapat  berhasil sehingga  kita  bisa  meraih  ridlo  dan  surga   yang  telah  dijanjikan  oleh-Nya , Amin.



RAMADHAN  ADALAH  JIHAD  AN-NAFS  ke-2


Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah : 
Bagi  Islam, urusan  nafsu  bukanlah  merupakan  sesuatu  yang  tabu  untuk  dibicarakan  dan  merupakan sesuatu  yang  musti harus  dibunuh  secara  total, tidak !!!, akan  tetapi  nafsu  juga  tidaklah  harus  selalu  dituruti dan musti  harus  “diumbarbebaskan”, semau-maunya kita.  Sebab  Allah  Swt, menciptakan  makhluk  bernama  manusia  memang  telah  dilengkapi  dengan  akal pikiran dan  nafsu, bahkan  fungsi  nafsu  bagi  manusia  adalah untuk  hiasan perhiasan  dalam hidup  dialam dunia ini (Ziinah  Fie  Al Khayati  Ad-Dunya).  Dengan  diimbangi  akal fikiran  dan  ilmu  agama yang  diperolehnya, maka  nafsu dapat  kita  arahkan  kepada  hal-hal  yang  bersifat  positip, sehingga  dengannya  derajat kita akan terangkat  jauh lebih tinggi dari manusia-manusia  lainnya, bahkan dibandingkan  dengan  malaikat  sekalipun.

Namun  sebaliknya  manakala akal fikiran  yang telah Allah ta’ala  berikan  kepada  kita, itu tidak  dapat  mengontrol  nafsu  kita, bahkan cenderung  akal  kita  yang dikuasai  oleh  hawa  nafsu kita, maka  sehingga  kelakuan  dan  prilaku  kita  mengalami erosi  hingga  terdegradasi (terjun bebas) menjadi  bak hewan  yang tak berakal, maka tentu maqom (derajat) kitapun, tentu akan  ikut  terjun bebas menjadi lebih rendah  dari hewan yang paling  rendah derajatnya dimata Allah Swt, bahkan dimata  manusiapun, kita  yang  terendah. Naudzubillah Min Dzalika.

Manusia bukanlah  setan yang  setiap  hari  dan  setiap  saat  akan selalu   berjalan  dalam  kesesatan  serta dalam  jalan  yang  melenceng  tanpa ada batas  waktunya, namun  manusia  juga  bukan pula  malaikat, yang akan  selalu  lurus  dan selalu  berbakti   serta   tunduk  pada  aturan-aturan  Ilahi-Nya, manusia  adalah suatu  mahluk Tuhan yang  paling sempurna  dan  paling  antik  (penuh dengan  misteri), sebab  manusia diberi  anugerah  akal  pikiran untuk  mengendalikan  hawa nafsunya, hingga  mampu  menuntunnya  kejalan  yang  lurus  dan benar   sesuai  Syari’at  Agamanya, menuju Maqom (Derajat) Muttaqien.

Sedangkan  syaitan (setan)  adalah  merupakan  mahluk  tuhan   yang memang telah mendapatkan “Surat Rekomendasi”  dan  telah “menandatangani  MoU” dengan Tuhan (Allah Swt),  yang  tugasnya  adalah  menyesatkan  dan  menjerumuskan   manusia   menuju jalan  kesesatan dan  melanggar  aturan-aturan  agamanya, dan syaitan merupakan  musuh  pertama, utama  dan   nyata  bagi  setiap  manusia., yang  dimulai  dari  Adam As dan  Hawa’.

Cerita MoU antara  Iblis (Moyangnya para setan) telah  diabadikan dalam Al-Qur’an Surat SHAAD ayat 71  hingga ayat  88, yang  intinya antara  lain sbb :

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah” (*) Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya” (*) Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, (*) Kecuali Iblis; dia menyombong kan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir (*)  Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang Telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang  yang (lebih) tinggi?” (*)  Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, Karena Engkau ciptakan Aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah” (*) Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, (*)Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan” (*) Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah Aku sampai  hari mereka dibangkitkan” (*) Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh (*) Sampai kepada hari yang Telah ditentukan waktunya (hari  kiamat)” (*) Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau Aku akan menyesatkan mereka semuanya (*) Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka  [ (*) 1304]. (*) Allah berfirman: “Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan Hanya kebenaran Itulah yang Ku-katakan” (*) Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya”.


Catatan :
(*) 1304]  yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang Telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t.

Peringatan Allah Swt dalam  Firman-Nya  yang  lain  :
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia Telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami Telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang  yang  tidak  beriman”.


Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah : 
Bahkan  saking berbahayanya  setan  bagi  manusia, Allah  swt dalam Al-Qur’an telah memperingatkan, bahwsa nya dia (setan) itu adalah merupakan  musuh yang benar-benar nyata dan wajib untuk diwaspadai setiap saat.

Dalam  Al-Qur’an  ada sebuah do’a yang khusus  untuk   memohon  perlindungan  dari  ganguan dan godaan  syetan  yang  terkutuk,  Firman Allah  Swt :

“Dan Katakanlah: “Ya Tuhanku Aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan (*)  Dan Aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.”

Marilah   kita  berdoa,  untuk   memohon  kepadaNya, semoga  kita  diberi  hidayah,  taufiq dan  kekuatan sehingga  kita  dapat  mengisi  lan  meramaikan  bulan  penuh  barokah  ini dengan banyak  beramal dan   semoga  kita  tidak  pernah  menganggap   bahwasanya Ibadah Ramadhan  adalah  sebagai  sebuah  rutinitas  tahunan  yang   akan selalu  berlalu dan lewat  begitu–begitu  saja  setiap  tahunnya, tanpa ada peningkatan kualitas serta kuantitas  Nilai  Ibadah dan tanpa  ada  Pengaruh  Spiritual  sedikitpun pada  diri  dan hati kita, sehingga   seluruh Ibadah  Lie Taqorruban  illallohi  Ta’ala., dapat  berhasil sehingga  kita  bisa  meraih  ridlo  dan  surga   yang  telah  dijanjikan  oleh-Nya , Amin.




RAMADHAN  ADALAH  JIHAD  AN-NAFS  Ke - 3



Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah : 
Dalam  sebuah  hadist  yang diriwayatkan  oleh  At-Thobaroni, Rasululloh  Saw , telah  bersabda :

“Telah  datang kepada kalian (bulan) Ramadhan, bulan  yang  utama  (mulia)  atas  segala  bulan, telah datang,  Maka  sambutlah, Bulan puasa dengan  segala  keberkahan nya, telah  dating, Maka muliakanlah ia, karena  sesungguh nya  amat  mulialah  tamu  pengunjung  kalian ini

Dalam  riwayat  yang  lainnya  Rasulullah  Saw juga telah  bersabda  :

“Ketika  bulan  Ramadhan telah  tiba, Rasulullah saw  bersabda :“Sesungguhnya  telah  tiba bulan  ini  di hadapan kalian   yang  didalamnya  terdapat  satu  malam  yang malam tsb, lebih  baik (lebih mulia) daripada seribu  bulan, Barangsiapa  yang terhalang  darinya, maka  sungguh  dia telah  terhalang  dari  segala  kebaikannya, dan  tidaklah  seseoarng  itu  terhalang   dari  kebaikan, melainkan  orang yang  benar-benar  terhalang (bernasib  buruk / merugi)”

Dari  keterangan  kedua  hadist   tersebut   dapat  kita ambil  pelajaran  bahwa  sesungguhnya   bulan  Ramadhan,  yang  setiap  tahunnya   datang   menghampiri  kita,  sudah  seharusnya  kita  memanfaatkan  kehadirannya  dengan  sungguh-sungguh,  jangan  sampai   terlewat  sia-sia  begitu  saja, karena  didalamnya  terdapat  satu  malam  yang   lebih  baik  (lebih  mulia) daripada seribu  bulan, oleh karena itu  barangsiapa  yang  terhalang  darinya, maka  sungguh  dia  telah  terhalang  dari  segala  kebaikannya, dan  tidaklah  seseoarng  itu  terhalang   dari  kebaikan, melainkan  orang yang  benar-benar  terhalang (bernasib  buruk /merugi)”.

Ramadhan  adalah  kesempatan   untuk  mensucikan diri  dan  jiwa  kita,  dari segala dosa dan maksiat yang telah kita lakukan  selam 11  bulan sebelum Ramadhan.  Sebagaimana  Sabdanya :

”Yang mensucikan itu ialah bulan Ramadhan, Dia  (Ramadhan) itu membersihkan  kita dari  dosa  dan  maksiat”

Bahkan  didalam  Hadist  riwayat  Imam  Bukhori dan Muslim, Rasulullah saw  juga  telah  bersabda :

“Barangsiapa  yang  berpuasa  dibulan  Ramadhan  dengan dasar  Keimanan  dan  hanya karena mengharapkan Ridlo dari-Nya, , maka  diampunilah  semua  dosa-dosanya  yang telah  lalu” (HR.Buhori -  Muslim).

Karena  sesungguhnya  surga  itu  rindu  pada  orang-orang patuh  menjalankan  perintah  puasa  dibulan Ramadhan, karena Allah Ta’ala, dan ketahuilah bahwa didalam  surga itu  ada sebuah  pintu  yang  dikhususkan  bagi   orang-orang  yang patuh  menjalankan  perintah  puasa  dibulan Ramadhan, karena Allah Ta’ala, pintu  itu bernama “Ar-Royyan”, Sebagaimana telah disabdakan oleh Baginda Rasulullah  Saw  :

“Sesungguhnya   Nabi  Saw  bersabda, Sesungguhnya didalam  surga  ada  sebuah  pintu   yang  dinamakan  (disebut)   AR-Royyan, yang  akan  masuk  (melalui pintu itu)  pada  hari  kiamat  (yaitu)  orang-orang   yang   puasa,  tidak  seorang  juga  akan  memasukinya, selain  mereka”.
(HR.Buhori-Muslim).


Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah :  
Marilah   kita  berdoa  kepada Allah Swt,  semoga  kita  diberi  hidayah,  taufiq dan  kekuatan sehingga  kita  dapat  mengisi  lan  meramaikan  bulan  penuh  barokah  ini dengan banyak  beramal dan   semoga  kita  tidak  pernah  menganggap   bahwasanya Ibadah Ramadhan  adalah  sebagai  sebuah  rutinitas  tahunan  yang   akan selalu  berlalu dan lewat  begitu–begitu  saja  setiap  tahunnya, tanpa ada peningkatan kualitas serta kuantitas  Nilai  Ibadah dan tanpa  ada  Pengaruh  Spiritual  sedikitpun pada  diri  dan hati kita, sehingga   seluruh Ibadah  Lie Taqorruban  illallohi  Ta’ala., dapat  berhasil sehingga  kita  bisa  meraih  ridlo  dan  surga   yang  telah  dijanjikan  oleh-Nya , Amin.


PENUTUP


Saudara-saudara Seiman dan Seperjuangan yang dirahmati Allah : 
Demikianlah,   sekelumit   uraian   (materi kultum) tentang   ibadah Ramadhan,  jilid  yang  pertama, semoga  dapat  bermanfaat  bagi  kita  semua dan  semoga  kita  dapat  mempraktekkannya   sesuai  dengan syari’at   dan  tuntunan  yang telah  diajarkan dan  diUswahkan baginda Rasulullah  Saw  dan  sebagaimana  telah dipraktekkan    oleh  para sahabat-sahabatnya  Khulafa’urrossidien  (Abu  Bakar  As-Siddiq, Umar  bin Al-Khottob, Usman  bin Affan  dan  Ali  bin   Abi   Tholib  Radliyallohu ‘Anhum)

Marilah   kita  berdoa  kepada Allah Swt,  semoga  kita  diberi  hidayah,  taufiq dan  kekuatan sehingga  kita  dapat  mengisi  lan  meramaikan  bulan  penuh  barokah  ini dengan banyak  beramal dan   semoga  kita  tidak  pernah  menganggap   bahwasanya Ibadah Ramadhan  adalah  sebagai  sebuah  rutinitas  tahunan  yang   akan selalu  berlalu dan lewat  begitu–begitu  saja  setiap  tahunnya, tanpa ada peningkatan kualitas serta kuantitas  Nilai  Ibadah dan tanpa  ada  Pengaruh  Spiritual  sedikitpun pada  diri  dan hati kita, sehingga   seluruh Ibadah  Lie Taqorruban  illallohi  Ta’ala., dapat  berhasil sehingga  kita  bisa  meraih  ridlo  dan  surga   yang  telah  dijanjikan  oleh-Nya , Amin.

Jikalau ada  kebenaran maka itu semua datangnya dan hanyalah milik Allah semata, dan jika ada kesalahan, kekeliruan, kekhilafan dan ketidak sesuaian dengan kebenaran, maka semua dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang kami miliki, semoga Allah SWT memberi petunjuk dan hidayah-Nya serta mengampuni hal tsb pada penulis. amin 



Daftar   isi  Materi Kultum Ramadhan  :

SAMPUL   (COVER)  DEPAN
RAMADHAN  ADALAH SEBUAH NIKMAT
MARHABAN  YAA  RAMADHAN
PUASA  RAMADHAN  ITU  WAJIB
KAPAN WAKTUNYA PUASA RAMADHAN
SUCIKAN NIATMU & GIATKAN IBADAHMU
RAMADHAN  ADALAH  JIHAD  AN-NAFS
RAMADHAN  ADALAH  JIHAD  AN-NAFS
RAMADHAN  ADALAH  JIHAD  AN-NAFS
PENUTUP

(Semoga ada manfaatnya, dan ku jariyahkan sekelumit ilmu ini utuk guru dan orang tuaku, Jazakumulloh bi Akhsanal Jaza' .......Jaza Kumulloh Khoiron Katsiro).

ttd.Moh.Khawarizmy Bin KH Murhis Bin KH Mahrab Bin KH Thoyyib Bin KH Abbas Bin KH Dahlan Bin KH Adnan Bin KH Nurul Iman Bin KH Kiai Ageng Pekalongan.



 
Personal Data :

Moh Khawarizmy Murhis, S.Pd.I  :
1. Ayahanda         : KH.Murhis Mahrab Nurul Iman
2. Ibunda              : Ny.Kusnita Mukhadim,A.Ma.Pd
3. Istri                   : Sri Kiyanti,S.Ag
4. Putra-Putri       :
Ahmad  Khilman Alhimny
Aisha Rahma Nuzulia
Nayla Keisha Putri Khawarizmy

5. Kakak & Adik :
Muhammad Kholdan, S.Pd
Huda Nasrullah, S.Pd.I
Khusnil Amri,S.Pd
A.Yusril Fahmi












2 komentar: